Oleh: Alyan Fathoni MK, S.Pd
(Guru Produktif TSM SMK Negeri 1 Pariitiga)
MODUL ajar adalah dokumen yang berisikan Tujuan, langkah dan media pembelajaran, serta assesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Modul ajar sebenarnya serupa dengan RPP yang dibuat guru pada kurikulum terdahulu.
Guru mengembangkan modul ajar sebelum melakukan pembelajaran di dalam kelas. Salah satu fungsi modul ajar adalah untuk mengurangi beban guru dalam menyajikan konten sehingga guru dapat memiliki banyak waktu untuk menjadi tutor dan membantu siswa pada proses pembelajaran.
Dalam membuat modul ajar ini guru akan mendapatkan tantangan sendiri yaitu kesulitan dalam menyesuaikan modul ajar dengan kebutuhan serta karakter si murid tersebut.
Hal ini lah yang mengharuskan guru memiliki pemikiran yang kreatif dalam membuat modul ajar.
Kreativitas guru akan terlihat pada langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dan media pembelajaran yang akan digunakan dan semuanya tertuang pada modul ajar.
Langkah-langkah pemebejalaran yang di lakukan harus berfokus kepada murid. Sehingga pembelajaran disini mengharuskan murid lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga guru harus memikirkan cara kreatif untuk melakukan strategi pembelajaran apa yang menarik bagi siswanya dan menggunakan media yang juga dapat menarik perhatian peserta didik.
Dalam menyusun modul ajar, salah satu yang harus dilakukan adalah menganalisis kondisi dan kebutuhan peserta didik dan satuan Pendidikan. Analisis ini dibutuhkan agar guru mengetahui kondisi dan
kebutuhan murid.
Dengan begitu pembelajaran yang diberikan bisa sesuai serta dapat dipahami lebih baik
oleh murid. Murid adalah individu yang unik, tanggung jawab guru adalah membantu murid memahami materi ajar dan menguasai keterampilan sesuai dengan kompetensi yang diharapakan.
Lebih jauh lagi guru diharapkan dapat memahami bahwa murid memiliki pengetahuan awal dan keterampilan yang dipengaruhi oleh bagaimana dia dibesarkan oleh keluarga dan lingkungannya. Tugas guru adalah mengenali karakteristik dan kebutuhannya agar dapat mengembangkan potensinya.
Kebutuhan belajar adalah jarak
atau kesenjangan antara sasaran belajar yang ingin dicapai dengan kondisi real murid saat ini. Ada tiga faktor yang mempengaruhi kebutuhan belajar yaitu pengetahuan, keterampilan dan ketertarikan. Tiga faktor
ini harus diperhatikan oleh guru guna menentukan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan guru.
Ketika guru mengetahui kondisi dan kebutuhan murid di kelasnya, guru akan mulai menggunakan pikiran kreatifnya untuk menyusun modul ajar. Memikirkan langkah-langkah pembelajaran dengan strategi pembelajaran apa yang sesuai dengan kebutuhan murid dikelas dan media apa yang tepat digunakan
supaya memudahkan murid dalam memahami dan mencapai kompetensi yang ingin dicapai.
Selain itu pemikiran kreatif guru juga akan sangat berpengaruh terhadap asyiknya proses belajar yang akan dijalankan murid. Guru harus berfikir bagaimana supaya muridnya bisa “betah dan asyik” dalam menjalankan proses belajar mengajar di kelas. Media yang digunakanpun harus dapat menarik perhatian semua murid di kelas.
Sebagai guru yang mengajar pelajaran Produktif di Jurusan TBSM di SMK Negeri 1 Parittiga kabupaten Bangka Barat Provinsi kepulauan Bangka Belitung, saya melaksanakan proses pembelajaran
dengan materi “Kelistrikan pada Sepeda Motor”.
Sebelumnya saya memahami terlebih dahulu karakteristik murid dikelas. Kemudian saya memetakan murid sesuai karakteristiknya. Saya menggunakan media video yang berisikan cuplikan dalam melakukan perbaikan pada kelistrikan sepeda motor.
Saya membagi murid menjadi beberapa kelompok dengan anggota kelompok yang bervariasi di setiap kelompoknya. Semua
murid menonton cuplikan video yang diputar.
Kemudian saya meminta Mereka langsung melakukan percobaan perbaikan kelistrikan pada sepeda motor sesuai dengan video yang mereka tonton dengan alat
yang sudah saya siapkan.
Dengan karakter yang berbeda pada setiap murid diharapkan semua murid mencapai kompetensi yang diharapan.
Ada murid yang memahami materi hanya dengan memperhatikan video, kemudian ada murid yang memahami materi harus mempraktekkan secara langsung, dan ada juga murid yang memahami materi dengan melihat terlebih dahulu secara langsung prakteknya. Sehingga di sini guru memang harus kreatif namun sesuai dengan karateristik kebutuhan murid di kelas. (*)