SUARAPOS.COM – Gubernur Sumsel H. Herman Deru bersama Bupati Banyuasin, H. Askolani didampingi Wabup H. Slamet Sumosentono menyaksikan pagelaran wayang kulit semalam suntuk, dalam rangka HUT Banyuasin ke 21 tahun dan HUT TVRI Sumsel ke 49 tahun, bertempat di Kota Terpadu Mandiri Telang, Kecamatan Tanjung Lago, Sabtu, (04/02/2023), malam.
Dalam sambutannya, Gubernur Sumsel Herman Deru mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Banyuasin dan TVRI Sumsel yang telah menyuguhkan hiburan kearifan lokal kepada masyarakat.
Menurutnya, seni dan kearifan lokal seperti wayang kulit perlu dilestarikan. Memperingati HUT TVRI yang ke 49 tahun, dia mengatakan bahwa peran TVRI dalam memberikan informasi kepada masyarakat sangat berperan baik.
Diantaranya Kabupaten Banyuasin telah menjadi lumbung pangan ke 4 di Sumatera dan menjadi salah satu Kabupaten yang berkontribusi dalam penurunan stunting di Sumsel. Tidak puas sampai disitu, sebagai Kepala Daerah Herman Deru terus berupaya menurunkan angka stunting di Sumsel lebih banyak lagi.
Maka dari itu, Gubernur Herman Deru mengajak masyarakat Tanjung Lago memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri melalui program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).
Sementara itu, Bupati Banyuasin, H. Askolani dalam sambutannya menyebut pemilihan seni pagerlaran wayang kulit semalam suntuk ini untuk memeriahkan HUT Kabupaten Banyuasin dan TVRI tersebut merupakan wujud nyata untuk melestarikan budaya Indonesia.
Bupati Askolani mengatakan, Kabupaten Banyuasin kebanyakan besar merupakan masyarakat yang berasal dari beragam suku di Indonesia terutama Jawa dan Melayu. Maka demikian menurutnya pertunjukan wayang kulit tersebut hiburan yang pas untuk masyarakat di Kecamatan Tanjung Lago.
Lebih lanjut Bupati H.Askolani menambahkan, penampilan kesenian merupakan ungkapan ekspresi berdasarkan hasil karya budaya yang patut di apresiasi oleh segenap generasi muda.
Apalagi wayang kulit yang dimainkan dimana dalangnya masih muda belia, yang berusia 17 tahun.
“Dalang Ki Pramariza Fadlansyah Dalang Milenial usia 17 tahun ini, belajar secara otodidak.Harusnya banyak anak-anak muda terutama generasi millenial melestarikan budaya agar budaya yang kita miliki tidak hilang seiring kemajuan zaman,” harap Pria kelahiran Teluk Kijing ini.
Sebagai informasi, selain pagelaran Tarian Multi Etnis (Tidayu) dan Wayang Kulit, turut menghadirkan Wayang Orang yang dimainkan oleh dua anak-anak dengan usia sekitar 10 tahun dengan berbagai aksi yang mengagumkan.
Berperan sebagai Gatotkaca dan Suryawati istri dari Gatotkaca. Para pemain Wayang Kulit serta Wayang Orang ini didatangkan dari sanggar Unindra atau Universitas Indraprasta PGRI Jakarta.
Melalui kesempatan ini, Bupati Askolani berharap 21 umur Kabupaten Banyuasin dirinya dapat memimpin Banyuasin semakin maju disegala aspek dan dirinya meminta dukungan dan bantuan Herman Deru selaku Gubernur Sumsel.
Sebelum pagelaran wayang dimulai, Gubernur Herman Deru menyerahkan Piagam Penghargaan dan Wayang kepada Dalang Ki Harjuno Pramariza Fadhlansyah, Ki Danesworo Rafi Ramadhan dan Farrel Syahdan (Penari) yang akan membawakan Lakon Semar bangun kayangan.
Turut hadir, Wakil Bupati Banyuasin, Slamet Sumosentono, Ketua Dewan Pengawas TVRI, Drs. H. Sutoko, M.Si, Kepala Stasiun TVRI Sumsel, Partiman, Pemilik Sanggar Wayang Indra Prasta, H. Sumaryoto.
Sekda Banyuasin, Fiasmi, Wakil 1 DPRD Kab. Banyuasin, Sulardi, Wakil 2 DPRD Kab. Banyuasin, Noer Ismatudin, Para kepala OPD dan Biro Provinsi Sumsel Para OPD Pemkab Banyuasin PJ.Sekda Banyuasin Rektor Unindra Prof. Dr.H.Sumaryoto Camat Para Kades Se Kecamatan Tanjung Lago dan undangan lainya. (rel/alpian)