Suarapos.co.id
Ilegal Logging di HL Gunung Tajam, Fordas Babel Minta Aparat Usut dan...

Ilegal Logging di HL Gunung Tajam, Fordas Babel Minta Aparat Usut dan Tangkap Pelaku

"Oleh karena itu saya memohon kepada aparat penegak hukum dapat bertindak tegas dan sungguh-sungguh mengusut dan menangkap para pelakunya,"

BERBAGI

Suarapos.com – Ketua Umum Forum Daerah Aliran Sungai (Fordas) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Fadilah Sabri menyesalkan praktek illegal logging di hutan lindung (HL) Gunung Tajam, Kabupaten Belitung. Aparat harus bertindak tegas.

Fadilah yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, mengaku prihatin praktek illegal logging atau pembalakan liar masih saja terjadi di Gunung Tajam.

“Saya sangat prihatin (ilegal logging) terjadi di hutan lindung Gunung Tajam, ini yang kesekian kalinya. Bayangkan pohon yang berusia ratusan tahun tumbang, roboh seketika. Padahal pohon -pohon besar seperti itu menjadi salah satu penyangga utama bagi ekosistim bagi burung dan menjadi penyangga ketersediaan air di daerah sekitar, yang menghasilkan oksigen,” kata Fadilah.

“Oleh karena itu saya memohon kepada aparat penegak hukum dapat bertindak tegas dan sungguh-sungguh mengusut dan menangkap para pelakunya,”

Baca Juga  Etika Adalah Ruh Jurnalistik, Tidak Cukup Dihafal Tapi Diamalkan

“Karena ini sangat mengiris – iris rasa keadilan kita. Di satu sisi kita mengajak orang menanam pohon namun ada pihak yang begitu mudahnya ada untuk kepentingan pribadi, kepentingan kelompoknya, untuk kepentingan ekonomi sesaat merobohkan pohon-pohon, merusak lingkungan yang sehsrusnya dijaga kelestariannya,” kata Fadilah.

Menurutnya tindakan para pembalak liar itu sama saja dengan merobohkan peradaban manusia.

“Mereka dengan begitu mudahkan menumbangkan peradaban manusia dari hutan, eksistensi hutan adalah eksistensi peradaban manusia itu sendiri. Meroboh hutan sama artinya meroboh peradaban kita,” kata Fadilah.

Ia meminta aparat kepolisian, Dinas Lingkungan Hidung dan pihak terkait lainnya untuk tidak ragu bertindak tegas. Mari bersama-sama menjaga hutan kita, amanah yang diberikan, gunakan untuk menjaga hutan kita, melestarikan lingkungan kita sebaiknya,” ujarnya.

Baca Juga  Muba Ciptakan Generasi Unggul Bermartabat Islami

Sebab jika tidak ada tindakan tegas dan tuntas atas para perusak di Gunung Tajam. “Kalau tidak, kedepan akan jadi preseden buruk bagi pegiat lingkungan. Siapa lagi yang menjaga kalau bukan kita,” kata Fadilah.

“Tidak perlu khawatir, ini jihad dan dakwah kita bagi lingkungan, kita menangis,” sambungnya.

Sementara aktivis Belitong Budi Setiawan, Kamis petang, mengungkapkan sejak beberapa bulan terakhir di kawasan Gunung Tajam terdengar bunyi chainshaw.

“Bahkan sering juga malam hari. Ini sejak habis lebaran terjadi,” ujarnya.

Dilansir dari suarabangka.com Kamis, aktivis belitung Budi Setiawan menduga aktivitas illegal logging juga terjadi di kawasan Geoside Gunung Tajam. Padahal Geosite ini salah satu dari 17 Geosite yang berdasarkan hasil sidang council UNESCO Global Geopark dalam Geopark Belitung, dinyatakan lulus sebagai the new member of UGG.

Baca Juga  Presiden Jokowi Minta Gubernur Dorong Belanja Masyarakat, Ridwan: Maret Kita Gelar Bazar UMKM

“Informasi yang berkembang kawasan Geosite Gunung Tajam juga ada aktovitas illegal logging,” kata Budi.

“Sudah beberapa bulan ini penebangan liar di dalam kawasan HL Gunung Tajam terus terjadi. Ketika berkeliling di dalam hutan, pohon-pohon besar yang tersisa yang sudah semakin langka satu persatu hilang sudah. Bulin, nyatoh, blangeran, kruing, dan lain lain,” lanjut Budi.

Akibatnya, menurut Budi, satu-persatu bencana mulai tiba. Banjir yang membawa gelondongan kayu sisa tebangan menghancurkan berbagai fasilitas yang dilaluinya.

“Di beberapa tempat longsor di lereng perbukitan juga mulai terjadi. Rusa, kijang, pelanduk mulai tak lagi nyaman tinggal di sana karena siang malam raungan mesin senso berbunyi,” kata Budi. (fh)

LEAVE A REPLY