SUARAPOS.com – Ketua RT 09, Kelurahan Air Kepala Tujuh, Asnawi, meminta Wali Kota Pangkalpinang, Maulan Aklil atau Molen, agar segera memang lampu jalan sebanyak 20 titik mulai dari tambak Suhaimi hingga simpang Raskin.
Sebab, di jalan sepanjang sekitar 2,5 kilometer tersebut rawan terjadinya transaksi narkoba.
“Jalan tersebut kondisinya juga banyak tikungan tajam yang rawan bahaya karena gelap,” ungkap Asnawi kepada Molen ketika acara Ngobrol Sambil Ngopi Pemeintah dan Masyarakat atau Ngopi Pekat di Balai Kecamatan Gerunggang, Rabu malam (15/02/2023).
Sementara Tahmi, warga Kelurahan Tuatunu Indah, mengajukan beberapa permintaan ke Molen, antara lain penerengan jalan, percepatan pembangunan jembatan Sungai Kulan dan Jalan Kulan.
Lainnya jalan Hutan Kota dari Sungai Salim belum memiliki jaringan PLN. Padahal di sekitar lokasi ini akan dibangun pondok pesantren.
Tahmi juga meminta Dishub memperbaiki sejumlah lampu jalan yang rusak di beberapa lokasi.
“Saya lewat malam hari banyak yang tidak menyala, jadi perlu perbaikan-perbaikan terutama dekat balai di simpang tiga sudah lama matinya,” kata Tahmi.
Pada kesempatan itu pula Molen langsung merespon dan menelepon pihak PLN agar apa yang dikeluhkan warga dan yang menjadi kewenangan PLN dapat segera direalisasikan.
Soal lampu jalan, Molen mengatakan sudah diperhitungkan pihaknya yakni ada sekitar 7.000 titik. Hanya saja karena keterbatasan anggaran maka akan ada skala prioritas titik mana yang didahulukan.
Dari usulan Asnawi, sepuluh titik prioritas segera dipasang.
“Sekarang masih ada 150 titik lampu yang bisa kita bagikan. Jadi untuk Kecamatan Gerunggang dari 150 titik kita bagi beberapa kelurahan. Untuk usulan Pak Asnawi 10 titik bisa tidak dipenuhi?” kata Molen.
Kadishub Pangkalpinang, Ubaidi yang juga hadir malam ini memastikan pertengan Maret 2023, sebanyak 10 titik dari usulan akan direalisasikan.
Hadir Ngopi Pekat Ketua TP PKK Monica Haprinda dan pejabat lainnya. Setelah Ngopi Pekat tingkat kecamatan, Molen akan melakukan pula acara serupa di 42 kelurahan se-Pangkalpinang.
Ngopi Pekat, selain untuk memecahkan berbagai persoalan secara langsung, dimanfaatkan pula untuk mensosialisasikan program pemerintah pangkalpinang. (*)