SUARAPOS.com – Ratusan pengemudi ojek online (ojol), yang tergabung dalam Persatuan Masyarakat Peduli Dunia Transportasi (PREDATOR), untuk kedua kalinya menggelar aksi menolak wacana pemerintah menerapkan sistem jalan berbayar elektronik atau Electronic Road Pricing (ERP) di sejumlah ruas jalan Kota DKI Jakarta.
Aksi digelar di depan Balaikota, Kantor Gubernur DKI Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Para pengemudi ojol mendatangi Balaikota dari penjuru daerah di Ibukota dengan mengenakan berbagai atribut Ojol yang ada di Kota Jakarta, dengan membawa sejumlah poster penolakan penerapan ERP dan beberapa dari pengemudi ojol nampak bergantian menyuarakan tuntutan terhadap ERP.
Irfan Smandu LGM selalu penanggung jawab aksi dari Aliansi Predator Menggugat, menyampaikan jika kebijakan tersebut diterapkan, tidak hanya masyarakat pemilik kendaraan pribadi yang diberatkan, tetapi masyarakat yang tidak mempunyai kendaraan juga ikut diberatkan.
Ini akan menjadi efek domino jika ERP tetap diterapkan, bukan hanya ojol, tetapi semua lapisan masyarakat akan merasakan dampaknya. Setiap kendaraan yang melewati jalan ERP otomatis akan menaikkan ongkos biaya produksi,” tegasnya.
Irfan juga menambahkan bahwa aksinya bukan hanya semata-mata untuk kepentingan ojol, tetapi untuk semua lapisan masyarakat.
“Aksi ini adalah untuk semua lapisan masyarakat, tidak ada negosiasi dan tidak ada mediasi,” tambahnya.
Irfan lebih lanjut menjelaskan, dengan diterapkan ERP akan sangat merugikan baik pengemudi ojol maupun masyarakat pengguna ojek online.
“Berkaca saat kenaikan tarif ojol, penumpang jauh berkurang, otomatis pendapatan pengemudi juga berkurang. Ditambah lagi dengan ERP, customer akan lebih merasa dibebankan. Bila ini Tidak didengarkan kami akan melakukan aksi kembali,” pungkasnya.
Dari pantauan suarapos.com, selesai aksi penyampaian pendapat ini, para pengemudi ojol membubarkan diri dengan tertib. (anton)