Suarapos.co.id
Perekonomian Rakyat Babel Terpuruk Akibat Tersendatnya Kegiatan Penambangan Rakyat

Perekonomian Rakyat Babel Terpuruk Akibat Tersendatnya Kegiatan Penambangan Rakyat

Hal itu berimbas pada penurunan jumlah ekspor tambang khususnya timah di Bangka Belitung bahkan mencapai 0 ekspor timah pada Januari 2024 lalu.

BERBAGI

SUARAPOS.COM – Perekonomian rakyat Bangka Belitung (Babel), terpuruk akibat tersendatnya kegiatan penambangan rakyat. Hal ini kemudian menjadi pemicu penyerapan produksi timah di Bangka Belitung sangat minim.

“Hal itu berimbas pada penurunan jumlah ekspor tambang khususnya timah di Bangka Belitung bahkan mencapai 0 ekspor timah pada Januari 2024 lalu. Tentunya ekonomi masyarakat terkoreksi sangat dalam sehingga ini perlu didorong,”ujar PJ Gubernur Babel, Safrizal dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Selasa (26/3/2024).

Baca Juga  Besok, RS Akan Laporkan Ajang ke Polda Babel, Ketua PWI Siap Mendampingi

Safrizal menegaskan pertambangan  rakyat di Bangka Belitung sangat diperlukan untuk membantu masyarakat dengan modal terbatas.

“Harapan kami masyarakat Babel, pertambangan timah yang melibatkan rakyat agar bisa dimulai kembali agar rakyat hidup kembali terutama yang bekerja di sektor pertambangan, namun tetap diperlukan pengaturan yang kuat atas penyerapan hasil produksi pertambangan rakyat ini,” jelas Safrizal.

“Di antaranya adalah dokumen lingkungan siapa yang harus menyusun, siapa yang harus mengawasi, bagaimana dengan jaminan reklamasi. Jadi ada beberapa poin yang harus kita sepakati bersama, sehingga bisa didaftarkan di OSS (Online Single Submission),” sambungnya.

Baca Juga  Pernyataan Terbuka Nelayan Bangka Untuk Presiden Jokowi: Penegakan Hukum Tambang Ilegal Lemah

Meskipun di sisi lain, ia juga menjelaskan bahwa di Babel terdapat 167 ribu hektar lahan kritis akibat aktivitas pertambangan ilegal, dan itu diperlukan upaya ekstra khususnya pada aturan yang ketat terkait jaminan reklamasi.

Sementara Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Pati Jaya mengungkapkan kondisi perekonomian di Bangka Belitung saat ini sedang terpuruk lantaran izin operasi komoditas timah, yang merupakan penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di Bangka Belitung sempat terhenti akibat belum disetujuinya Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) timah.

Baca Juga  Tambang Timah Milik AG Menelan Korban, 1 Orang Tewas Tertimbun Tanah

Ia menyarankan solusi agar permasalahan tersebut selesai dengan melakukan relaksasi ekspor, seperti yang pernah dilakukan pada beberapa tahun lalu. Dimana relaksasi tersebut dinilai sukses dalam mendongkrak perekonomian Babel

“Saya mendesak dan menyampaikan, sudah, kita relaksasi kembali seperti 2021. 2021 ekonomi Babel melesat ketika ada relaksasi itu. Tentu tidak euforia dan tetap terkendali,” pungkasnya. (***)

LEAVE A REPLY