Suarapos.com – Sejak awal tahun 2022 harga ayam potong di pasar tradisional Kota Pangkalpinang Kepulauan Bangka Belitung (Babel) melambung tinggi. Hingga kini harga daging ayam tak kunjung turun.
Pantauan suarapos.com, harga daging ayam di pasar-pasar eceran tembus Rp50 ribu per kilogram. Sementara dipasar besar seperti pasar pagi dan pasar induk harga ayam potong masih dalam kisaran Rp44 ribu – 45 ribu per Kg.
Kondisi ini mendapat keluhan dari para pedagang sate di Kota Pamngkalpinang, terlebih dengan kondisi ekonomi yang saat ini sedang terpuruk, harga makanan malah melambung tinggi.
“Harga ayam belum juga turun, kami para pedagang sate terpaksa harus menaikan harga dari sebelumnya Rp1000 per tusuk kini menjadi Rp1200 per tusuk,”ujar Riwan (38) salah seorang pedagang sate ditemui dikawasan Jalan Jenderal Sudirman, Sabtu (29/1/2021).
Dengan menaikan harga sate dari Rp1000 menjadi Rp1200 mengakibatkan omset penjualan sate mengalami penurunan, dimana biasanya dalam satu malam bisa menghabiskan 500 tusuk sampai 700 tusuk, namun untuk menghabiskan 350 tusuk sate sangat sulit.
“Biasanya dalam satu malam habis 700 tusuk tapi sekarang cuma 300 tusuk. Kami berharap pemerintah dapat mengatasi lonjakan harga daging ayam ke harga normal,”harapnya.
Sementara untuk menekan harga daging ayam yang belum juga turun, Gubernur Babel Erzaldi Rosaman bersama Tim Terpadu Satgas Pangan Babel melaksanakan rapat koordinasi dengan pihak terkait di Ruang Rapat Tanjung Pendam Kantor Gubernur Babel, Jumat (28/1/2022).
Erzaldi hadir secara virtual menegaskan, untuk sesegera mungkin dilakukan penanganan untuk mencarikan solusi agar harga ayam menjadi stabil. “Intinya kalau daerah lain bisa murah, kenapa di Babel tidak. Saya mau adanya kestabilan harga,” tegasnya.
Ia menginstruksikan kepada Tim Terpadu Satgas Pangan Babel untuk menelusuri harga yang dipatok pihak perusahaan dari hulu hingga hilir, agar sewajarnya mengambil keuntungan juga.
Jika terbukti dugaan praktek monopoli oleh para perusahaan bisnis ayam, dirinya tak segan-segan akan melaporkan hal tersebut ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Dalam rapat tersebut dijelaskan bahwa, selama ini jalur rantai pasok distribusi daging ayam adalah dari perusahaan berlanjut ke distributor atau broker. Baru kemudian ke pedagang atau pengecer dan sampai ke tangan konsumen.
“Kalau perlu kita potong rantai distribusinya, kenapa pedagang tidak boleh membeli dari perusahaan. Saya tidak mau ada permainan, agar masyarakat mendapatkan harga dengan wajar,” tegasnya.
Terkait laporan melonjaknya harga ayam karena dipengaruhi kenaikan harga pakan dan obat-obatan ayam, serta masih lambannya pengiriman di pelabuhan DOC (Day Old Chicken) atau bibit ayam potong dari produsen, di mana hal tersebut membuat DOC banyak yang mati hingga kualitas pakan tak maksimal, menyikapi DOC, pihaknya segera berkoordinasi dengan otorita pelabuhan untuk membenahi hal tersebut.
Dalam rapat tersebut, Tim Terpadu Satgas Pangan Babel menyepakati dalam waktu dekat akan dilakukan pertemuan lanjutan untuk menentukan Harga Eceran Tertinggi (HET) harga ayam potong dengan mempertimbangkan harga distribusi dari tingkat produsen hingga ke pedagang, dan data jumlah kebutuhan daging ayam dengan data jumlah pemasok daging yang ada di Babel. (**)