Suarapos.co.id
Kumpulkan Limbah KIP, Tambang Tradisional di Laut Matras Bantu Ekonomi Warga

Kumpulkan Limbah KIP, Tambang Tradisional di Laut Matras Bantu Ekonomi Warga

BERBAGI

Suarapos.com – Warga Matras, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, mengumpulkan limbah Kapal Isap Produksi (KIP) beting menggunakan TI Perahu dan dan ponton drum bekas.

Hasilnya terbilang lumayan dapat membantu perekonomian warga yang mayoritas adalah nelayan.

Pantauan dilokasi, Jumat sore, 18 Febaruari 2022 di Laut Matras terlihat puluhan TI milik masyarakat nelayan beroperasi.

Seorang perempuan muda bersama anaknya Jefri (5 tahun) di bibir pantai menunggui suaminya yang mengoperasikan ponton bersama puluhan warga lainnya.

Bocah itu tampak riang berlarian mengikuti pasang surutnya air laut.

“Itu perahu bapak buk,” teriak bocah itu sembari menunjuk ke arah kerumunan ponton yang berada beberapa tak jauh dari tempatnya berdiri.

Mendengar teriakan bocah, perempuan itu hanya tersenyum dan mengangguk.

“Iya, sejak beralih profesi sebagai penambang tradisonal, ekonomi keluarga kami sangat terbantu. Apalagi hasil tangkapan ikan belakangan berkurang. Terlebih jika musim cuaca buruk tidak bisa mencari ikan dan pekerjaan sebagai penambang menjadi solusi alternatif,” ujarnya.

Baca Juga  Implementasi Perda DAS, Pemprov Maluku Berguru ke Babel 

“Alhamdulillah pak, hasilnya lumayan untuk makan sehari-hari, jajan sekolah anak dan kalau ada sisanya buat ditabung,” tambahnya.

Belakangan memang sejumlah nelayan lebih memilih mengumpulkan beti limbah bungan KIP yang menambang timah.

Apalagi, hasil melaut terkadang tidak seberapa. Bahkan terkadang tidak balik modal. Sebab, sekali melaut harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Mulai dari untuk membeli solar, biaya ransum dan kebutuhan selama melaut lainnya.

Apalagi belakangan hasilnya semakin berkurang. Ditambah jika musim cuaca buruk, nelayan terpaksa tidak melaut.

Ikut mengais rezeki dari limbah KIP semacam menjadi keberkahan tersediri bagi para nelayan. Hasilnya pun cukup membuat dapur bisa mengepul.

Hal ini diungkapkan Junaidi, Ketua Nelayan Matras Bersatu. Dia menyebutkan, warga Lingkungan Matras sejak ada penambangan tradisonal sangat membantu ekonomi masyarakat setempat.

“Kalau kami masyarakat nelayan terutama 40 ponton yang menambang di Laut Matras jelas sangat membantu. Apalagi kami nelayan berubah profesi sekarang jadi penambang bisa membantu untuk desa, masjid, mushola, TPA,” kata Junaidi dihubungi melalui ponselnya, Sabtu, 19 Februari 2022.

Baca Juga  Datangi Lokasi Pembuatan Arak, Kapolsek Pemali Temukan Drum dan Kaleng Kosong

Menurut Junaidi, jika berjalan normal, Kelompok Nelayan Matras Bersatu tiap minggu menyisihkan rezekinya ke dua masjid.

“Apalagi masjid Bukit Koala saat ini sedang membangun kami bantu termasuk mushola Matras, TPA Bukit Koala dan TPA mushola Matras semuanya dibantu. Para janda-janda, orang tua kurang mampu dibantu semua. Intinya Kelompok Nelayan Matras Bersatu ingin berkerja berdampingan dengan Kelompok Bejalu,” ujarnya.

Ade Nirwan, tokoh pemuda dan masyarakat Kampung Nelayan 2 yang lebih dulu merasakan manfaat keberadaan KIP di wilayah perairan Sungailiat dan sekitarnya mengatakan agar penambangan tradisonal rakyat jangan distop.

“Sejak ada tambang tradisonal rakyat bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat mencapai 300 persen, sehingga mereka bisa menyekolahkan anak-anaknya ke perguruan tinggi,” katanya.

Baca Juga  Alur Muara Dangkal Nelayan Bangka Kesulitan Melaut, Pemerintah Diminta Mencari Solusi

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Matras, Rama Prata Wijaya yang sekaligus mewakili Kelompok Bejalu menyampaikan penambangan di Laut Matras sangat membantu ekonomi masyarakat.

“Penambangan di Laut Matras jelas ada bukti kongkrit sangat membantu ekonomi masyarakat. Terlebih kedepannya kami akan membentuk UMKM pasca penambangan. Ada pembagian sembako juga di TPA. Ibu-ibu posyandu dengar-dengar honornya hanya Rp25 ribu kami bantu juga agar kerjanya lebih semangat,” kata Rama, Sabtu.

Selain untuk masyarakat, menurut Rama, ada juga bantuan untuk nelayan yang masih ingin melaut.

“Untuk nelayan tempo hari kita beli mesin genset, skoci dan pemberian uang untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan untuk keuangan kas bola, voli, kas desa, kas ambulan kita bantu operasionalnya tiap hari kita bantu. Apalagi yang sakit antar-jemput semuanya kita gratiskan,” tandasya. (**)

LEAVE A REPLY