BANYUASIN, SUARAPOS.COM – Ratusan nelayan Sungsang Kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan sejak empat tahun terakhir sulit mendapatkan BBM jenis solar bersubsidi.
Pasca Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di daerah perairan tersebut tak beroperasi karena terganjal kelengkapan dokumen. Akibatnya nelayan harus rela membeli minyak solar dari pengepul dengan harga Rp10.500.00 perliter.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Banyuasin, Dr, Ir Septi Fitri MSi mengatakan sedikitnya ada sekitar 500 nelayan aktif.
“Coba bayangkan berapa uang yang harus di keluarkan oleh para nelayan untuk pergi melaut mencari ikan. Rata-rata nelayan membutuhkan solar 40-50 liter perhari, tergantung jarak tempuh,”ujar Septi kepada Suarapos.com Grup, Kamis (19/1/2023).
Septi menjelaskan, Pemkab Banyuasin telah mencari solusi agar nelayan segera mendapatkan solar bersubsidi.
“Kami telah melakukan rapat bersama DKP Provinsi Sumsel, pengelolah SPBN, Kades, Camat dan perwakilan nelayan,”kata Septi.
DKP Provinsi Sumsel dikatakan Septi bersedia mengeluarkan rekomendasi agar SPBN kembali beroperasi dengan syarat nelayan segera melengkapi dokumen, yakni tanda daftar kapal dan ukuran kapal.
“Selama ini SPBN tersendat kerena tidak mendapatkan rekomendasi oleh DKP Provinsi, karena SPBN belum melengkapi dokumen yang diminta. Untuk itu kami mengimbau nelayan segera melengkapi syarat tersebut. Kami dari DKP Banyuasin siap membantu,”terangnya.
Sementara Camat Banyuasin II, A. Ridwan mengatakan pemerintah Kecamatan dan para nelayan Sungsang menyambut baik solusi yang diberikan oleh DKP Kabupaten Banyuasin.
“Kami berterima kasih dan menyambut baik dengan pertemuan ini karena telah membantu nelayan memberikan solusi,”ungkap Camat.
Hingga berita ini di publis sejumlah pihak masih diupayakan konfirmasi. (alpian)